Tuesday, December 6, 2016
Indahnya Berbagi Bila Tidak Hanya di Ramadhan
Indahnya Berbagi Bila Tidak Hanya di Ramadhan
Ramadhan bulan berbagi dan memberi. Selama bulan Ramadhan banyak orang yang tidak ingin melewatkan bulan dengan pahala berlipatganda ini untuk saling berbagi. Setidaknya itu yang terjadi di lingkungan tempat saya tinggal, sebuah desa di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor.
Energi berbagi dan memberi terpaksa atau sukarela muncul dan makin besar di bulan ini. Beberapa kegiatan yang berhubungan dengan meningkatkan kepedulian warga, dikoordinir oleh Masjid di perumahahan tempat saya tinggal. Warga tidak ada satupun yang menolak. Bahkan mereka melebihkan sajian berbagi agar semakin banyak yang dinikmati. Padahal, di luar Bulan Ramdhan, momen berbagi ini tidak mudah ditemukan.
Beberapa momen berbagi dan member yang saya rasakan di Bulan Ramadhan di perumahan saya sebagai berikut :
Memberi Buka Puasa
Pengurus Masjid di lingkungan saya tinggal memberi jatah pada tiap warga untuk memberikan buka puasa ke Masjid minimal satu kali selama bulan ramadhan. Makanan buka puasa ini akan dinikmati oleh remaja dan Bapak-bapak yang menunggu buka puasa di Masjid dan untuk para pembaca Alquran yang melakukan tadarus. Memberi buka puasa akan menambah kedekatan pada tetangga karena sangat jarang kita memikirkan memberikan sesuatu pada tetangga dan warga sekitar di luar bulan Ramadhan.
Juga sesekali kami, saling berbagi makanan buka puasa dengan tetangga terdekat. Energi berbagi sangat kuat di Bulan penuh rahmat ini.
Buka Puasa Bersama
Acara ini biasanya paling ramai dihadiri warga. Pastinya karena akan mendapat menu buka puasa gratis. Selain itu hampir semua warga yang berpuasa berkumpul dan saling berinteraksi di acara ini. Suasana kekeluargaan dan kebersamaan pun terlihat sangat kental di acara ini. Warga membawa hidangan buka puasa dan saling membantu menyiapkan acara. Sungguh indah energy berbagi di Bulan penuh ampunan ini.
Sumbangan Anak Yatim dan Janda
Tak sempurna rasanya berbagi dan member kalau hanya dinikmati oleh mereka yang mampu. Justru di Bulan Ramdhan ini perhatian terhadap kalangan tidak mampu makin besar. Itulah yang terjadi di lingkungan saya dimana Pengurus Majelis Taklim Ibu-ibu menghimpun dana untuk diberikan kepada anak Yatim dan Janda yang ada di dekat lingkungan perumahan. Setiap rumah dimintai kesediaannya untuk menyumbangkan sejumlah uang yang nantinya akan diberikan langsung pada para yatim dan janda.
THR untuk Pembantu dan Satpam
Tidak hanya anak yatim dan janda menjadi sasaran untuk berbagi dan member, para pembantu rumah tangga dan satpam juga mendapat perhatian. Di Bulan Ramadhan, sumbangan RT (Rukun Tetangga), juga ditambah untuk member tambahan bagi para Bibi pembantu rumah tangga dan petugas satuan pengamanan (Satpam) perumahan agar mendapat tunjangan di luar gaji tetapnya. Sebenarnya, THR (Tunjangan Hari Raya) harusnya menjadi tugas majikan masing-masing, namun pihak pengurus RT dan Pengurus Masjid berinisiatif member tambahan lagi. Dana ini biasanya diambilkan dari Kas RT, zakat harta dan sedekah warga yang dikoordinir oleh amil zakat di Masjid.
Saya merasakan energi positif yang meliputi manusia yang berpuasa di Bulan Ramadhan ini, khususnya energi berbagi dan member. Apalagi ada motivasi dari sabda Nabi Muhammad SAW:
Shadaqah yang paling utama adalah shadaqah pada bulan Ramadhan. (HR. al-Tirmidzi dari Anas)
Hadist tersebut mungkin menjadi energi tambahan bagi para warga lingkungan saya untuk meningkatkan amal sosialnya di bulan ini. Namun bukan berarti di bulan lain pahala sedekah kurang nilainya. Bersedekah kapan pun tetap bernilai kebaikan. Di Ramadhan, hadits ini memberi motivasi dan mengasah hati orang berpuasa agar amal sosial justu ditingkatkan di Bulan yang pahalanya ditingkatkan nilainya.
Memang tak usah diragukan, Bulan Ramadhan adalah Bulan makin dekat dengan sesama dan saling berbagi apapun yang kita miliki. Lebih baik lagi semangat berbagi dan memberi ini dilanjutkan diluar bulan ramadhan. Sedekah sangat baik dan dianjurkan. Bila sedekah hanya untuk mengejar pahala pribadi namun kurang memperhatikan dampak sosial, maka yang terjadi setelah Ramadhan, kebiasaan berbagi dikhawatirkan akan berkurang atau bahkan terhenti.
Semoga energi berbagi dan memberi ini menjadi kekuatan bangsa ini untuk menjadi lebih baik dan bangkit dari keterpurukan.
Salam berbagi!
Available link for download